Skuad Persib 2008

Kamis, Maret 05, 2009



Tubagus
Tema Mursadad


Penjaga Gawang
Nomor : 28
Irwan Wijasmara

Bek Kiri
Nomor : 3
Cecep Supriyatna

Penjaga Gawang
Nomor : 20
Gilang Angga Kusuma

Bek Kanan
Nomor : 12
Edi Kurnia

Penjaga Gawang
Nomor : 1
Salim Alaydrus

Gelandang
Nomor : 8
Maman Abdurahman

Stopper
Nomor : 5
Suwita Pata (C)

Gelandang
Nomor : 19
Nyeck Nyobe (Kamerun)

Stopper
Nomor : 14
Lorenzo Cabanas (Paraguay)

Gelandang
Nomor : 11
Nova Arianto

Stopper
Nomor : 30
Eka Ramdani

Gelandang
Nomor : 88
Wildansyah

Stopper
Nomor : 4
Atep

Gelandang
Nomor : 7
Edi Hafid Murtado

Stopper
Nomor : 2
Siswanto

Gelandang
Nomor : 22
Harri Salisburi

Bek Kiri
Nomor : 17
Zaenal Arief

Striker
Nomor : 15
Waluyo

Bek Kanan
Nomor : 21
Hilton Moreira (Brazil)

Striker
Nomor : 10
Chandra Yusuf

Bek Kiri
Nomor : 27
Airlangga Sucipto

Stiker
Nomor : 9
Hariono

Gelandang
Nomor : 24
Rafael Alfes Bastos (Brazil)

Striker
Nomor : 16
Read On 0 komentar

Waspadai Internet Bagi Anak-anak

Kamis, Maret 05, 2009

Perkembangan teknologi komunikasi yang menjelma dalam bentuk internet sungguh sangat menakjubkan. Betapa tidak. Melalui miliaran situs yang diadministrasikan dari seluruh pelosok dunia, kita bisa mencari informasi apa saja dengan hampir tiada hambatan. Mengapa begitu? Karena hanya dengan mengetik keyword satu kata saja akan bermunculan alamat situs dalam ratusan ribu yang siap memasok informasi yang kita inginkan, sejak informasi yang sangat mendidik sampai pada informasi yang sangat merusak, sejak dari informasi yang sangat santun sampai pada informasi yang sangat vulgar dan bahkan amat amat sangat tabu sekalipun. Oleh karena itu di jaman internet seperti saat ini nyaris dunia tanpa batas, sehingga Kinichi Ohmae memberanikan diri membuat judul bukunya yang laris itu dengan frasa yang provokatif: The End of The Nation State. Kalau kita baca buku itu memang tersirat bahwa negara bangsa semakin pudar, tetapi yang muncul adalah negara dunia, yang kemudian juga melahirkan terminologi borderless world.

Lebih menarik lagi, Thomas L. Friedman menulis buku yang masuk kategori best seller dengan judul: The World is Flat. Padahal untuk menemukan teori bahwa dunial itu yang benar adalah bulat, telah memakan korban nyawa seorang ilmuwan, Galileo (kalau tidak keliru) akibat dipancung penguasa karena berani tidak mengatakan dunia itu datar. Ternyata datarnya dunia oleh klaim Friedman adalah karena hampir semua kejadian di dunia saat ini bisa dilihat dari sebuah layar komputeryang memang datar, baik secara tunda maupun dalam kurun waktu yang sama dengan kejadiannya (real on time). Fenomena ini semua membuat kita harus waspada terhadap anak-anak kita yang pada umumnya sangat maniak memanfaatkan internet, atau yng lebih populer di antara mereka adalah ngeNet.

Apa yang harus diwaspadai? Bagaimana caranya? Yang harus diwaspadai adalah jangan sampai anak-anak kita ketagihan dan kemudian memiliki ketergantungan dengan situs yang tidak mendidik. Banyak sekali situs yang tidak mendidik bagi anak-anak kita. Situs pornografi tersedia secara prasmanan kalau sistem jaringan yang digunkan anak-anak kita tidak memiliki filter untuk mencegahnya. Orang tua sekarang tidak bisa lagi mengklaim bahwa anaknya belum pernah melihat gambar porno, atau bahkan adegan terlarang di ranjang untuk orang dewasa. Hampir semua anak-anak kita sudah melihatnya dalam aktivitas ngeNet itu tadi. Oleh karena itu kita sebagai orangtua tidak perlu panik, kemudian mengisolasi anak-anak kita dari teknologi informatika yang perkembangannya selalu semakin canggih dalam kurun waktu menit saja.

Sekali lagi jangan panik, dan jangan bersikap anti teknologi. Cara untuk melindungi anak-anak kita dari dampak negatif internet dapat dilakukan dengan cara selalu mengadakan klarifikasi nilai kepada anak-anak kita mengenai hal-hal baik-buruk, boleh tidak boleh, manfaat dan mudharat berbagai informasi yang mungkin bisa diperoleh melalui kegiatan ngeNet. Dengan membekali kriteria pilihan-pilihan terhadap informasi yang mereka cari di internet, anak-anak kita akan menjadi mandiri, bisa mengambil keputusan sendiri secara benar bagi dirinya sendiri. Karakter seperti itu perlu kita bangun agar anak-anak ketika ngeNet mampu memilih situs yang memang berguna bagi dirinya, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan psikologisnya.

Kalau saja anak-anak kita terlalu banyak bergaul dengan internet jika dibandingkan dengan orang di sekelilingnya, perlu juga kita waspadai. Mengapa begitu? Karena menurut hasil penelitian yang banyak dilakukan oleh para ahli e-learning, anak-anak di negara maju saat ini menghadapi gagap pergaulan dengan sesama manusia. Ketika mereka duduk berhadapan dengan jaringan mesin (internet) mereka sangat piawai untuk melakukannya dengan berbagai bahasa simbul ramah tamahnya mesin komputer, dengan berbagai akurasinya, dengan berbagai senda guarunya, dan dengan berbagai kecepatannya. Bahkan di jaringan komputer anak-anak bisa marah, bisa malu, bisa tertawa terbahak-bahak (lol), bisa menyesal dan sebagainya yang semuanya itu dapat diekspresikan melalui tulisan dan/atau simbul-simbul yang diciptakan secara maya. Tidak saja perasaan itu yang bisa mereka lakukan. Bahkan akhir-akhir ini anak-anak di negara maju sudah mulai ada yang bunuh diri dengan sengaja untuk dikatahui oleh para komunitas maya mereka.

Adalah Abraham Briggs, seorang mahasiswa Broward Collage di Miami Amerika serikat telah melakukan bunuh diri sambil ngeNet. Ia memberitahukan para sahabatnya akan bunuh diri. Benar juga apa yang ia katakan. Dua belas jam setelah ia menulis pesan di internet pada pukul 03.00 pagi didapati Briggs terkapar di depan komputernya yang masih tetap on line setelah minum obat keras dengan dosis secara berlebihan.

Fenomena dan perilaku baru yang terjadi ialah, ketika anak-anak terlalu maniak ngeNet ada kecenderungan ia tidak memiliki kecakapan dan kecerdasan sosial yang memadai. Ketika berhadapan dengan jaringan komputer secara maya, ia sangat percaya diri dan memiliki konsep diri yang kuat. Tetapi ketika harus berhadapan dengan masyarakat dan komunitas orang secara nyata, bukan secara maya, dia akan sangat gagap, dan bahkan ”clingus” yang berlebihan. Kalau saja anak-anak kita tidak berhasil membangun jaringan antar manusia, dipastikan masa depannya tidak akan bersinar. Orang yang tidak memiliki jaringan antar sesama manusia dipastikan akan gagal dalam kariernya. Sebaliknya, jaringan komputer harus ditempatkan sebagai instrumen pembantu manusia dalam mengambil keputusan dalam melakukan aktivitasnya di dunia yang nyata.

Jika anak-anak sudah terlalu asyik ngeNet, kita bisa mewaspadainya dengan melihat ke situs mana saja kalau melakukan browsing. Coba sekali waktu lihat browsing history di computer anak-anak kita. Kalau sekiranya browsing history-nya membahayakan bagi mereka, kita harus berbiacara dengan pendekatan klarifikasi nilai bukan pendekatan kekuasaan maupun kebencian. Itulah peliknya tugas orangtua di era dunia tanpa batas. Semoga kita bisa.

Ditulis oleh Prof. Suyanto, Ph.D, tanggal 17-02-2009







Copyright © 2009 - Mandikdasmen Depdiknas
Read On 0 komentar

Poto Bareng temen-temen.....

Kamis, Maret 05, 2009


Read On 0 komentar

ANAK GRAFITTI DAN JAKET BERKUPLUK (HOODED)

Minggu, Februari 08, 2009

Apa hayo kekhasan pakaian anak-anak grafitti ???
Kaus, Celana Jeans Pendek, Sepatu Kets atau Jaket Hody alias Jaket berkupluk ?
Yaups...Jaket Hody alias Jaket Berkupluk (Hooded), kayanya kalo dah pake Jaket Hoddy Grafitti banget dech dan udah mendarah daging gitu dikalangan mereka,. Selain buat gaya, tentunya Hoddy Jacket ini berpungsi buat melindungi kasu dan badan agar tidak kotor terkena cipratan tinta pilok.
Namun gaya anak-aak grafitti tuh juga ngikutin zaman guys, anak grafitti juga pernah pake sorban, tapi sekarang udah ga lagi kenapa ?. “dulu sih sering pake sorban, tapi kan dah ada Band Nidji yang lgi booming banget pake sorban. Jadi ga pake dech, ntar disangka ngikutin Nidji lagi hehehe..” kata cewek cantik siswa salah satu sekolah grafika dikuningan – Jawa barat
Jaket hoody ini fleksible, guys. Dipake out door oke. Indoor ayo. Ciri khasnya saku gede dan dalem, jadi enak buat masukin tangan ketika kedinginan, kupluk juga bisa ngangetin kepala heeehee.....
Tau enggak, jaket ini panjang loh sejarahnya. Konon model jaket hoodie ini diilhami oleh pakaian rahib-rahib Eropa di abad pertengahan, sebelum abad ke 17 gitu. Woww....tua bangeet....
Menurut situs wikipedia, di zaman modern perusahaan yang pertama memproduksi jaket Hoody adalah Champion di New Rork tahun 1970-an buat para pekerja di gudang-gudang yang didinginkan suhu udaranya.
Tapi kenpa ya jaket hoodie jadi ngetop ?. Soalnya banyak desainer pakaian olahraga yang mengembangkan desainnya pada tahun 1970-an. Terus booming deh. Maksudnya tuh banyak orang mulai suka memakainya, walaupun mereka bukan atlet. Itulah mode. Sob !.
Tapi jaket berkupluk ini juga pernh jadi simbol protes. Maksudnya ketika melakukan protes, orang-orang memakai jaket jaket itu terus ada yang bilang juga lho. Jaket hoody nnggak sopan buat acara resmi.
Alaaa... sopan apa enggak, anak-anak Grafitti nggak peduli, yang pentifg enak dipakai ketika menggambari tembok ...seperti yang dibilang Seco, anak Grafitti dari Depok, “Gue seneng aja sieh pake jaket hoody gini, walaupun kesannya panas, tapi pokoknya cool dech..”.
Meski kamu bukan anak Grafitti, nggak ada yang ngelarang kok paklai hoody jacket. Nggak sulit juga ngedapetinnyakan ? tinggal pergi aja ke distro-distro. Lagi pula buat musim hujan kayak sekarang. Pakai jaket ini bisa menghangatkan badan, pas kan ? basah juga sih kalo kena air. Hehehe.....
Read On 1 komentar

Dokumen Standar Kompetensi Grafika

Rabu, Februari 04, 2009
______________________________________________
1. Standar Kompetensi dalam Bidang Grafika.
Berdasarkan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang juga berfungsi sebagai TOR (Term of Refferences ) , maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pekerjaan yang ditugaskan oleh Dit. Dikmenjur Bagian Pengembangan Sistem dan Standarisasi Kompetensi suatu bidang keahlian ini, adalah kegiatan jasa konsultasi yang merupakan suatu kegiatan menyusun/ menyempurnakan Standar Kompetensi dalam Bidang Grafika yang telah digariskan kebijakannya oleh KBK MPKN; dan mengusahakan Standar Kompetensi Grafika tsb., kelak dapat menjadi Standar Kompetensi Grafika Nasional.
Dewasa ini, Teknologi dan Industri Grafika berkembang sangat signifikan; dilihat dari aspek teknologi dan volume kegiatan produksinya. Penggunaan bahan baku untuk Produk Cetakan diatas plastik, kain, gelas, logam, dll; sudah banyak dibuat. Untuk melaksanakan produksi berbagai produk cetakan ini, tentunya membutuhkan kompetensi yang spesifik, walaupun secara prinsip proses pencetakan dan teknologi yang digunakan sama .
Selama ini, yang dimaksud dengan Bidang Grafika adalah kegiatan cetak-mencetak yang berbasis dan dominan menggunakan bahan utama kertas. Standar Kompetensi Grafika yang akan disusun ini bertolak dan difokuskan, terutama pada kebutuhan Industri Cetak-Mencetak yang disebut Industri Grafika, yang menggunakan proses, bahan utama kertas dan peralatan/ mesin cetaknya yang sesuai untuk keperluan tsb. Kegiatan cetak-mencetak yang disebut Bidang Grafika ini di tanah air, terkonsentrasikan kedalam 3 bidang kegiatan utama; yaitu kegiatan/ usaha yang berkaitan dengan :
a. Industri Penerbitan yang memproduksi buku-buku.
b. Industri Percetakan Pers yang memproduksi suratkabar dan majalah.
c. Industri Percetakan Umum yang memproduksi berbagai jenis barang cetakan.
Dengan mengacu realitas dan pemahaman terhadap substansi bidang kegiatan atau usaha yang disebut Grafika ini; maka dibuat rancangan Standar Kompetensi untuk bidang keahlian
Grafika ini. Untuk lebih memperjelas pemahaman terhadap apa yang dimaksud dengan Standar Kompetensi, maka pada bagian berikut dijelaskan perihal yang berkaitan dengan Pengertian, Struktur, Model dan Format Standar Kompetensi yang banyak digunakan dan berlaku umum.
2. Pengertian Standar Kompetensi.
Arti/ makna istilah Kompetensi adalah kemampuan individual atau orang perorangan untuk
mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tsb. dengan baik dan benar.
Standar Kompetensi merupakan rumusan atau pernyataan mengenai pelaksanaan tugas/pekerjaan di tempat kerja, yang dapat digambarkan dalam bentuk hasil keluaran sbb :
· Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pekerja
· Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari pekerja.
· Bagaimana menilai bahwa kemampuan pekerja telah berada pada tingkat yang diharapkan.
Berdasarkan pengertian tsb., maka Standar Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta penerapannya di tempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan. Standar Kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain Standar Kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar Kompetensi merupakan rumusan tentang kemam-puan yang harus dimiliki seseorang/orang perorangan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja, serta penerapannya sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Dengan dikuasainya Standar Kompetensi tersebut oleh seseorang/ orang-perorangan, maka yang bersangkutan akan
memahami:
· Bagaimana mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan.
· Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
· Apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.
· Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan atau melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.
Pengembangan Standar Kompetensi bidang Grafika disusun dengan mengacu pada Sistem Standar Kompetensi yang berlaku di manca negara ; yaitu Regional Model of Competency Standards, dan juga berpedoman pada Kerangaka Acuan Kerja serta mekanisme/ kebijakan penyusunan Standar Kompetensi yang telah digariskan Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN).
Tahap pertama dari pekerjaan penyusunan Standar Kompetensi Grafika ini, adalah melakukan penelaahan mendalam dan mengidentifikasikan bidang kegiatan Grafika secara umum; dan khususnya perkembangan kegiatan bidang Grafika di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan Perundang-Undangan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri atau Program Pengembangan dari Direktorat Jenderal Grafika/ Pusgrafin serta Litbang terkait, seperti Kantor MNRT, BPPT, DRN dan LIPI. Secara garis besar di Indonesia, kegiatan atau pekerjaan bidang Grafika; dilihat dari jenis dan volume pekerjaaan cetak-mencetak berbasis bahan baku utama kertas, terkonsentrasikan kedalam Industri Penerbitan Buku, Industri Pers/ Suratkabar/ Majalah dan Industri Cetakan Umum. Pada dasarnya, secara prinsip ke 3 bidang kegiatan utama tsb. menggunakan Teknologi dan Peralatan Mesin Cetak berserta peralatan pendukung lainya serta proses kerja produksi cetak yang sama. Perbedaan yang mencolok adalah pada penggunaan jenis mesin cetaknya. Sedangkan untuk peralatan dan teknologi Pracetak serta Purnacetak untuk ke 3 bidang tsb. mengandung sistem dan prinsip kerja yang serupa, yang dapat dikategorikan sebagai peralatan untuk persiapan dan finishing pro-duct cetakan. Rancangan Standar Kompetensi Grafika yang dibuat ini, disusun dengan pertimbangan dan pemahaman terhadap substansi kegiatan bidang Grafika yang disebutkan di atas, teknologi yang digunakan, proses produksi ( mencetak ) dan pekerjaan yang terkandung didalamnya. Dilihat dari aspek proses produksi yang mengandung jenis-jenis pekerjaan atau kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan kerja di bidang Grafika ini, maka dapat dikelompokkan Standar Kompetensi Utama bidang Grafika ini menjadi 3.
  • Kompetensi bagian Pracetak,
  • Cetak dan Purnacetak
  • Kompetensi generik
untuk bidang ini yang berkaitan dengan pekerjaan Managerial dan Kesehatan & Keselamatan Kerja.
3. Struktur Standar Kompetensi.
Standar Kompetensi model Regional Model of Competencies Standards yang dipakai dimanca negara dewasa ini dalam bidang Grafika, seperti model ANTA ( Australia ), model UK ( Inggeris ) atau model yang digunakan US ( Amerika Serikat ) pada dasarnya mengandung struktur dasar yang sama., karena aplikasi dan perkembangan teknologi serta proses produksi dalam bidang Grafika dimanapun secara prinsip sama. Pada setiap jenis Standar Kompetensi minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut : Kode Unit, Judul Unit, Uraian Unit, Sub Kompetensi/ Elemen, Kriteria Unjuk Kerja, Persyaratan/ Kondisi Unjuk Kerja, dan Acuan Penilaian. Pada rumusan Unit Standar Kompetensi juga dimasukkan pernyataan : Level Unit dan Level terhadap Kompetensi Kunci. Penjelasan lebih rinci mengenai unsur-unsur struktur suatu Unit Standar Kompetensi ini, dapat digambarkan sebagai berikut : Kode Unit : Kode Unit dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengelolaannya. Kode Unit ini terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh Anggota tim perumus Standar Kompetensi dan atau Usaha/ Industri Terkait Judul Unit : Judul Unit memberikan penjelasan umum tentang pekerjaan yang harus dilakukan di tempat kerja atau menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan. Judul ditulis dengan mengarah pada hasil yang ingin dicapai dan harus ditulis singkat, jelas danmenggunakan kata kerja aktif. Uraian Unit : Uraian memberikan penjelasan singkat kegunaan kompetensi tersebut dan kemungkinan berhubungan dengan Unit kompetensi lain ( bila ada ). Sub Kompetensi/ Elemen : Sub Kompetensi/ Elemen merupakan dasar pembentukan bangunan Unit Kompetensi. atau merupakan unsur/ aspek utama yang dibutuhkan untuk tercapainya Unit Kompetensi tersebut.
Unjuk Kerja
Kriteria Unjuk Kerja : Pernyataan yang mengidentifikasikan hasil akhir yang perlu dinilai, bila Unit Kompetensi tersebut telah dicapai. Kriteria Unjuk Kerja menunjukan Pengetahuan, Keterampilan dan Pengertian, dan dituangkan dalam kalimat pasif yang mengarah pada pembendaan ( kata benda ). Kriteria Unjuk Kerja ini merupakan standar unjuk kerja untuk setiap elemen/ sub kompetensi. Acuan Penilaian : Acuan penilaian/ Indikator Kompetensi berhubungan dengan Unit Kompetensi secara terpadu dan memberikan panduan tentang interpretasi standar dan penilaian terhadap standar kompetensi. Indikator Kompetensi dapat memberikan :
- Aspek dari kompetensi yang perlu diberikan tekanan pada saat penilaian.
- Penilaian apa yang perlu dilakukan bersamaan.
- Pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya kompetensi
- Menjelaskan tentang metoda penilaian, dan
- Kompetensi kunci.
Level Kompetensi : Level kompetensi dimaksudkan sebagai pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas/ pekerjaan berdasar pada tingkat kesulitan dan atau kompleksitas pekerjaan. Pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan, berdasarkan tingkat kesulitan dan atau kompleksitas pekerjaan dapat dibagi 3 (tiga) tingkatan / level, yakni :
Level 1 : Mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah ditentukan, bersifat sederhana dan merupakan pengulangan, serta sewaktu-waktu sering diperiksa perkembangannya. Maka Unjuk kerja Level 1 adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan pekerjaan yang sederhana berulang-ulang, secara efisien dan memuaskan berdasar pada kriteria atau prosedur yang telah ditetapkan dengan kemampuan mandiri.
Untuk itu, pada level 1 ini harus mampu :
- Melakukan proses yang sederhana dan telah ditentukan.
- Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Level 2 : Mengerjakan tugas yang lebih luas dan lebih rumit/ kompleks yang ditandai dengan peningkatan otonomi pribadi terhadap pekerjaannya sendiri dan pekerjaan tersebut kemudian diperiksa oleh atasan setelah pekerjaan selesai. Maka Unjuk kerja Level 2 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas/ pekerjaan yang menentukan pilihan, aplikasi dan integrasi dari sejumlah elemen atau data/ informasi untuk membuat penilaian atas kesulitan proses dan hasil.
Untuk itu, pada Level 2 ini harus mampu :
- Mengelola atau menyelesaikan suatu proses pekerjaan, dan
- Menentukan kriteria penilaian atau kerja evaluasi terhadap suatu proses.
Level 3 : Mengerjakan kegiatan rumit/ kompleks dan tidak rutin, yang dikerjakan sendiri dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain. Maka unjuk kerja level 3 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan menggunakan prinsip-prinsip/ norma dalam rangka menentukan cara yang terbaik dan tepat untuk pendekatan kegiatan serta menetapkan kriteria untuk penilaian kualitas proses atau hasil.
Untuk itu, pada level 3 ini harus mampu :
- Menentukan prinsip dasar dan proses,
- Mengevaluasi dan mengubah bentuk proses atau membentuk ulang proses,
- Menentukan kriteria untuk mengevaluasi dan atau penilaian proses.
Kompetensi Kunci : Kompetensi Kunci adalah kemampuan dasar atau generik yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas/ pekerjaan di suatu industri/ bidang usaha.
Persyaratan/ Kriteria Kompetensi Kunci adalah :
1. Kompetensi kunci harus merupakan perihal penting untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan lanjutan, serta untuk kehidupan orang dewasa.
2. Kompetensi kunci harus dapat dialihkan, artinya kompetensi kunci tidak boleh bersifat spesifik bidang pekerjaan.
3.Kompetensi kunci harus terarah pada integrasi Pengetahuan dan Keterampilan
4. Kompetensi kunci terdiri dari hal yang dapat dikembangkan melalui pelatihan.
5. Kompetensi kunci juga harus dapat dinilai.
6. Kompetensi kunci harus dapat bebas dari nilai-nilai budaya.
Kompetensi Kunci pada dasarnya mengandung/ meliputi kemampuan :
1. Bahasa dan Komunikasi,
2. Matematika,
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
4. Pemecahan masalah,
5. Pengertian kultural,
6. Pribadi dan antar pribadi,
7. Merencanakan dan mengorganisasikan.
Pada lingkup Industri/ Perusahaan Kompetensi kunci umumnya meliputi:
A. Mengumpulkan, menganalisa dan mengatur/ mengorganisasikan informasi,
B. Mengkomunikasikan ide dan informasi.
C. Merencanakan dan mengatur kegiatan.
D. Bekerja sama dengan orang lain dan di dalam kelompok
E. Menggunakan konsep dan teknis matematika.
F. Memecahkan persoalan/ masalah
G. Menggunakan Teknologi.
4. Model Standar Kompetensi.
Model yang diterapkan pada pengembangan Standar Kompetensi ini adalah Regional Mo del of Competencies Standards (RMCS) yang dikembangkan melalui program APECHRD Working Group dari Negara-Negara Asia Pacific. Standar Kompetensi model ini dikembangkan dengan pendekatan “multi skills” dengan mengembangkan Kompetensi-kompetensi yang ada dalam bidang pekerjaan di industri. Model Standar Kompetensi RMCS ini, bersifat fleksibel dan mampu mengantisipasi kemungkinan perubahan-perubahan mendatang yang ada di industri / perusahaan, baik perubahan yang berkaitan dengan penggunaan teknologinya, maupun perubahan/ perkembangan dalam proses managerial dan organisasi bidang kegiatannya.
Untuk lebih memahami Model Standar Kompetensi RMCS ini, diagram di bawah ini memperlihatkan perbedaan konsep antara : SKK (Standar Ketrampilan Kerja), MOSS (Model Occupational Skill Standard) dan RMCS (Regional Model of Competencies Standards).

Read On 0 komentar

Mengoperasikan Mesin Cetak Offset

Rabu, Februari 04, 2009
Langkah Kerja :




1. Proses cetak menggunakan mesin Cetak Offset Rolland Favorite.

2. Mempersiapkan perlengkapan mencetak (alat dan bahan)

3. Mempersiapkan seluruh komponen mesin diantaranya; Unit Pemasukan, Unit Pembasahan,

Unit Penintaan, Unit Pencetakan, Unit Pengeluaran.

4. Siapkan kertas cetak, tempatkan pada meja penumpuk kertas di unit pemasukan

  • Penempatan kertas kiri dan kanan di stel, posisi kertas berada di tengah meja penumpuk kertas.
  • Balok penahan kertas, sikat pemisah kertas, pelat pemisah kertas, angin penghembus kertas, staple tester / kaki penginjak kertas disetel sesuai dengan posisi kertas pada meja penumpuk kertas di unit pemasukan
  • Menyetel Double Sheet Detector dengan cara mengatur jarak antara 2 roda dan kemudian di sesuaikan dengan kertas yang akan di cetak dalam kondisi dilipat menjadi 2.
  • Menyetel ban hantar kertas, bilah – bilah penahan kertas, roda sikat dan roda karet di meja aparat.
  • Setel penepat depan dan samping
  • Lakukan percobaan transportasi kertas

5. Pasang rol – rol air pada unit pembasahan, isikan air pembasah dengan PH 5-6,5

6. Pemasangan rol harus memperhatikan ketentuan sbb : rol ke-1 (arah serat ke kiri), rol ke-2

(arah serat ke kanan), rol ke-3 (arah serat ke kanan).

7. Pelat cetak dipasang pada slinder pelat

  • Posisi kepala pelat dipasang pada klem penjepit pelat bagian kepala pada slinder pelat.
  • Sisipkan lembar bantalan berupa astralon di belakang pelat
  • Putar slinder plat secara perlahan dengan tombol inching, sehingga pelat masuk dan keluar pada bagian ekor yang kita pegang
  • Kunci plat bagian ekor pada klem penjepit plat bagian ekor di slinder plat
  • Cuci plat dengan plat cleaner / wash bensin menggunakan spon
  • Cuci blanket dengan air menggunakan spon

8. Mempersiapkan tinta cetak dan memasukannya ke bak tinta pada unit penintaan

9. Meratakan tinta pada rol – rol unit penintaan dengan cara menjalankan mesin

10. Atur skala perputaran rol bak tinta sesuai kebutuhan tinta

11. Menyetel pisau bak tinta sesuai kebutuhan tinta

12. Jalankan mesin, unit pembasahan diaktifkan hingga terjadi pembasahan pada plat (bagian

tidak mencetak),atur skala perputaran rol bak air sesuai kebutuhan

13. Aktifkan unit penintaan sehingga terjadi kontak antara rol plat tinta dan plat pada slinder plat.

14. Nyalakan kompresor mesin

15. Aktifkan aparat unit pemasukan untuk transportasi kertas, amati jalannya kertas pada saat berhenti di penepat samping dan penepat depan.

16. Lakukan cetak coba

  • Pancing cetakan pertama dengan kertas cetak coba +/- 10 lembar dan mencetak 1 kertas bahan
  • Menganalisa hasil cetak coba, perubahan – perubahan apa saja yang perlu dilakukan
  • Untuk register cetak lakukan penyetelan dari penepat samping dan depan atau dari posisi penarik plat pada slinder plat(jika jarak tidak melebihi 5mm) jika jarak yang akan dicapai sudah melebihi dari 5mm maka perubahan dilakukan dengan cara mengubah posisi slinder plat.
  • Untuk kestabilan warna perhatikan proof cetak atau color key yang ada apakah warna sudah mencapai sesuai dengan hasil yang diinginkan, lakukan penyetelan pada unit penintaan atau pada unit pembasahan.
  • Perhatikan kebersihan cetakan karena cetakan akan dicetak bolak balik (4/4)

17. Pencetakan dimulai dari warna cyan , magenta , yellow , dan black (CMYK)

18. Untuk pencetakan cyan, posisi atau register cetak adalah dimana cetakan atau image harus

berada pada posisi tengah kertas.

19. Untuk warna magenta , yellow , dan black hanya tinggal di paskan dengan pass crist warna

cyan atau warna harus masuk dan menumpuk pada warna sebelumnya.

20. Setelah proses cetak plat dibersihkan dengan wash bensin menggunkan spon.

21. Plat yang sudah di cetak di berikan lapisan gom agar tidak teroksidasi.

22. Blanket dicuci dengan wash bensin menggunakan spon.

23. Untuk pergantian warna maka dilakukan pencucian mesin,angkat sisa – sisa tinta pada bak

tinta, rakel dipasang pada tempatnya, jalankan mesin perlahan sambil memberikan wash

bensin pada rol – rol tinta, matikan unit pembasahan saat pencucian plat.

24. Mencuci rol – rol pembasah dengan wash bensin dengan cara melepas rol – rol pembasah

pada unit penintaan.

25. Melakukan analisa hasil cetakan dan menyortir hasil cetakan

26. Membuat laporan hasil produksi.
Read On 0 komentar

Laporan Prakerin Cara Membuat ID Card

Jumat, Januari 30, 2009
PEMBUATAN ID CARD


TEMPAT PRAKERIN
CV. DECOM 2000
Jl. A. Yani No. 48 Kuningan



LAPORAN PRAKERIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mengikuti Uji Kompetensi dan Ujian Nasional (UN)
Tahun Ajaran 2008-2009


Oleh :

N A N D A R









PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 KUNINGAN
Jl. Raya Sukamulya-Cigugur Telp. (0232) 871013 Kuningan 45552

LEMBAR PERSETUJUAN / PENGESAHAN

PEMBUATAN ID CARD

TEMPAT PRAKERIN
CV. DECOM 2000
Jl. A. Yani No. 48 Kuningan


Oleh :

N A N D A R


Menyetujui :

Ketua Program Keahlian, Pembimbing,



Jaka Sunarya, SP. Jaka Sunarya, SP.
NIP. 131 632560 NIP. 131 632560


Mengetahui / Mengesahkan

Kepala SMK Negeri 1 Kuningan Ketua Pokja Prakerin



Drs. TARMIDI, M.Pd TOTO WIDIANTO
NIP. 130 411 728 NIP. 131 685 202




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat serta Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “PEMBUATAN ID CARD”
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek dalam pelaksanaan prakerin di CV. Janaka yang merekomendasikan ke CV. Decom 2000, yang bertempat di Jl. A. Yani No 48 Kuningan. Dalam pelaksanaan Prakerin dan penyusunan laporan ini penulis mengharapkan bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Tarmidi Mpd. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Kuningan
2. Jaka Sunarya, SP. Selaku Ketua Program Keahlian Grafika, sekaligus sebagai pembimbing
laporan.
3. Toto Widianto, SP. Ketua pokja prakerin
4. Ade Syamsudin Selaku Pemilik CV DECOM Kuningan.
5. Giyono Trysetio dari CV. Janaka yang merekomendasikan prakerin di CV. Decom 2000
Kuningan.
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dorongan materil dan do’a.
7. Kepada Seluruh pihak yang telah banyak membantu kami dalam pembuatan laporan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) baik spirit maupun materi.

Penulis menyadari bahwa laporan yang telah disusun ini masih banyak kekurangannya, baik isi maupun tatabahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk proses pembelajaran penulis dimasa mendatang.
Kuningan, 26 Agustus 2008



N A N D A R
NIS 10605690

BAB I
PENDAHULUAN


Grafika adalah suatu teknik atau cara penyampaian pesan, gagasan, informasi, pikiran, kesan perasaan melalui penggandaan dengan cara dicetak dan disajikan kepada khalayak. Grafika merupakan teknologi yang memungkinkan hasil pikiran-pikiran tokoh ratusan bahkan ribuan tahun lalu sampai kepada kita berupa hasil cetakan. Karena jasagrafika juga, maka segala urusan manusia modern dipermudah atau sudah merupakan suatu mekanisme yang tidak mungkin ditinggalkan sejak sebelum lahir sampai ke liang lahat.
Bahkan beberapa tahun setelah manusia di alam kubur masih memerlukannya, terutama yang berkenaan dengan kontrak tanah pemakaman. Mulai dari bungkus korek api, ijazah, buku rapor, surat kabar, majalah, buku pelajaran, koran, majalah, sertifikat, surat keterangan, surat nikah, perangko, brosur, folder, spanduk, company profile, formulir, tiket, meterai, uang kertas, faktur, kuitansi, STNK, surat pajak, KTP, paspor, dokumen perdagangan, peraturan, kemasan (kertas, karton, kaleng, plastik, dll) sampai ke poster dan bentuk cetakan dengan ukuran besar, surat-surat berharga yang dipergunakan pada bank-bank, dan sangat banyak jenis, bentuk, jumlah barang cetakan di masyarakat.semua adalah hasil karya
Perubahan teknologi grafika terutama di pracetak sangat revolusioner. Perubahan software maupun hardware hampir dalam hitungan bulan. Teknologi desk top publishing (DTP) yang belum lama berkembang, meluas ke computer to film, computer to plate, computer to press, dan print on demand. Sejalan dengan perkembangan tersebut, teknologi cetak konvensional mulai bergeser ke arah digital print. Perkembangan teknologi
dan pasar grafika yang terus berubah cepat menjadikan para pelaku industri tersebut tertuntut harus bisa menyesuaikannya. Faktor waktu memang menjadi daya tarik bagi industri grafika, di samping juga tarif yang murah. Harga pokok produksi bisa ditekan dengan penggunaan alat berteknologi terbaru.
Kemajuan teknologi informasi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi cetak mencetak, sehingga di mana pun kita berada selalu menatap dan menggunakan barang cetakan. Gambaran umum fungsi dan jenis barang cetakan yang demikian banyak dan bervariasi menuntut industri grafika melengkapi peralatan yang memadai dari kualitas dan kuantitasnya, serta kesiapan sumber daya manusianya sebagai penentu keberhasilan produksi, manusia yang hanya bisa diwujudkan melalui teknologi grafika.
Pada waktu yang sama, karena perkembangan yang pesat media elektronik, batasan antara prepress dan cetak offset telah saling melengkapi. Dengan GTO-DI Direct Imaging Technology yang diperkenalkan oleh Heidelberg pada tahun 1991, telah diciptakan koneksi/hubungan langsung yang pertama antara prepress dan cetak. Tinjauan masa depan Heidelberg Druckmaschinen telah menjadi sebuah kenyataan dalam hal ini membuat komputer dapat mencetak yang sama sekali tanpa memutar melalui/via pelat dan film. Teknologi ini mempunyai kelebihan yang nyata/jelas. Hingga sekarang, beberapa tahapan disertakan dalam produksi cetak. Saat ini porsi yang besar pada proses ini dari ide hingga realisasinya dapat dikerjakan/diselesaikan secara digital. Juga, dalam hubungannya dengan prepress konvensional, dengan digital prepress maka kita dapat menghemat waktu, dengan komputer hingga film atau komputer hingga pelat.


1.1 LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Sekarang Departemen Pendidikan Nasional) menempuh kebijakan untuk menyelenggarakan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang terimplementasi pada Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri. Seperti halnya yang rutin dilaksanakan di SMK Negeri I Kuningan.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan penyelenggaraan dari Dunia Industri yang terus berkembang, maka grafika merupakan salah satu bisnis yang mempunyai praktek cerah. Salah satunya dalam bidang pembuatan ID Card.
Pada zaman sekarang ini banyak berdiri perusahaan-perusahaan baik milik pemerintah maupun milik swasta yang banyak membutuhkan tenaga kerja yang profesional dalam segi ilmu dan keterampilan bekerja. Instansi atau juga pemerintah mempunyai banyak tenaga kerja, untuk membedakan mana karyawan dan mana yang bukan maka dibutuhkan identitas diri dalam bentuk ID Card.
Penggunaan ID Card tidak hanya untuk karyawan atau pegawai saja, tapi sekarang sudah merambat ke berbagai organisasi, supermarket, para pejabat bahkan hampir semua sekolah menggunakan ID Card. Setiap siswa wajib mempunyai Kartu Osis dalam bentuk ID Card sebagai identitas diri dan sebagai kartu pengenal bahwa siswa tersebut merupakan siswa dari sekolah tertentu.
Mengingat kebutuhan ID Card dari tahu-ketahun terus meningkat akibat kebutuhan akan identitas diri tersebut, sedangkan sebenarnya proses pembuatan ID Card tersebut sanyatlah mudah, tetapi tidak semua orang memiliki alat dan keterampilan pembuatan keterampilan ID Card tersebut. Hanya orang-orang yang bergerak di buidang Grafikalah yang dapat membuat ID Card tersebut.atas dasar hal itu penulis mengambil judul “PEMBUATAN ID CARD”.

1.2 TUJUAN
Tujuan pembuatan laporan yang berjudul “ Pembuatan ID Card” tersebut yaitu sebagai berikut :
1. untuk mengetahui, memahami cara pembuatan ID Card
2. untuk mengetahui, memahami proses kerja dalam pembuatan ID Card
3. Sebagai pengalaman penulis dalam menyusun suatu laporan dari hasil kerja yang telah dilaksanakan

1.3 ALASAN MEMILIH JUDUL
Alasan penulis prakerin memilih judul “Pembuatan ID Card”, karena:pada zaman sekarang ini banyak instansi-instansi, perusahaan, supermarket, organisasi dan sekolah-sekolah yang menggunakan ID Card sebagai Kartu Pengenal. Dengan begitu ID Card merupakan peluang bisnis yang cukup besar. Oleh karena itu penulis mengambil judul laporan “ PEMBUATAN ID CARD”



BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN INSTANSI / TEMPAT PRAKERIN


2.1 SEJARAH SINGKAT PURUSAHAAN / INSTANSI
CV. DECOM 2000 adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang Percetakan dan Perdagangan umum. Perusahaan ini berlokasi di Kuningan Kota, tepatnya di Jalan Jendral A. Yani No. 48 Kuningan. Secara Administrasi Perizinan Perusahaan baru berdiri pada Hari Selasa tanggal 13 Pebruari 2007, setelah Notaris Yayan Sofyan SH., Mkn. Yang beralamat di Jalan Afidik No. 10 Kuningan. Mendaftarkan akta Pendirian Perseroan Komanditer ke Pengadilan Negeri.
Walaupun demikian sebetulnya CV. DECOM 2000 sudah dirintis sejak Akhir tahun 1999, ketika itu pemilik perusahaan yang bernama Ade Syamsudin yang saat itu berstatus bujangan, masih bekerja sebagai operator setting computer pada salah satu toko kertas & percetakan terbesar di Kuningan yaitu Toko Juwita. Setelah bekerja kurang lebih 3 tahun kemudian merasa mampu untuk mandiri, maka dengan tekad yang kuat, tanggal 9 Nopember 1999 berdirilah Decom 2000 Setting dan Percetakan.
Dimulai dengan 1 komputer, 1 Printer, 1 scanner dan lokasi usaha menumpang di warung nasi bibinya di Jalan Veteran No. 25 Lantai 2, usaha setting dan percetakan mulai digelutinya. Tahun demi tahun dilaluinya, pahit dan manis dalam berusaha dialaminya dengan sabar. Sedikit demi sedikit peralatan dilengkapi.
Hingga saat ini menginjak tahun ke delapan, DECOM 2000 sudah berbentuk CV. Peralatanpun sudah relative memadai walaupun belum mempunyai mesin cetak sendiri.

2.2 KEGIATAN USAHA
Kegiatan usaha yang dilaksanakan di CV DECOM diantaranya :
· Menyetting
· Membuat undangan
· Membuat yasin
· Membuat sticker
· Membuat spanduk
· Membuat kartu nama
· Membuat Nota
· Membuat ID Card
· Membuat Stempel warna
· Dan lain-lain.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Berjalannya suatu orgaisasi bila didukung dengan struktur organisasi yang jelas, agar tugas dan pelaksanaan kegiatan dapat tertata dengan baik.
Organisasi merupakan hal statistis yang menggambarkan pola skema bagan yang menunjukan garis-garis perintah hubungan-hubungan yang ada dan lain-lain. Jadi berbeda dengan pengorganisasian sebagai pungsi manajemen yang merupakan suatu proses dinamis. Dengan demikian struktur organisasi di CV. Decom 2000 yaitu
1. Ade Syamsudin pemilik CV. Decom 2000 Kuningan
2. Yayan s. Sebagai operator setting
3. Nunu. Operator setting

2.4 SASARAN PEMASARAN / PELANGGAN PRODUK / JASA
Dalam hal pemasaran percetakan Decom 2000 lebih banyak sambut bola atau mencari order selain banyak juga dari konsumen yang datang dan memesan langsung, hal ini dikarenakan Decom 2000 memiliki produk yang bervariatif, sehingga tidak mengherankan kalau konsumen percetakan juga bervariasi diantaranya :
1. Sekolah-sekolah untuk Kartu Osis
2. Instansi pemerintah untuk kartu Identitas
3. Organisasi-organisasi untuk Kartu Anggota
4. Supermarket untuk Kartu Pelanggan
5. Dan Lain-lain


BAB III
PROSES PEMBUATAN ID CARD


Proses pembutan ID Card dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
- Membuat Design Image sesuai dengan Brief Desain
- Pencetakan
- Penyelesaian / Finishing


3.1 MEMBUAT DESIGN IMAGE SESUAI DENGAN BRIEF DESIGN
Desain Brief adalah design yang diinginkan oleh Costumer atau Konsumen yang akan membuat ID Card. Pembuatan design ID Card dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program grafis dalam hal ini program yang digunakan adalah Corel Draw. Pembuatan desain dengan komputer tersebut, akan diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan pesanan.
Proses design ini merupakan langkah yang sangat penting karena jika settingan kita salah tentu akan membuat hasilnya tidak bagus, beberapa point penting yang perlu diperhatikan yaitu :
Ukuran bahan ID Card adalah 200x300 mm, jadi aturlah settingan komputer menggunakan ukuran ini.
ID Card terdiri atas 2 muka (timbal balik), pengetikan pada bagian depan posisinya berbeda dengan bagian belakang. Misalkan untuk bagian depan urutannya seperti gambar dibawah ini.




Maka pengetikan pada bagian belakang menjadi seperti gambar dibawah ini.





Cara aplikasi Corel Draw dalam mendesain adalah : langkah pertama nyalakan komputer, setelah itu klik star pilih program Corel Draw, setelah program Corel draw terbuka lalu kita mulai mendesain dengan membuat kotak terlebih dahulu dengan menggunakan Restangel Tool, Klik pada Restangel Tool, kemudian untuk Beackgroundnya kita klik file pilih Import, lalu cari gambar yang akan kita gunakan. setelah itu klik Efects lalu pilih Powerclip dan pilh Plase Inside Countainer, untuk memasukan gambar kedalam kotak, Klik pada kotak tersebut. Lalu klik Import lagi untuk mengambil poto setelah itu buat kotak kecil lalu masukan poto tadi dengan cara yang sama. Setelah itu klik Teks Tool untuk membuat Nama. Nah hasilnya akan nampak seperti gambar dibawah ini.


3.2 PENCETAKAN
Setelah Desain Brief selesai dilakukan, maka di cetak pada kertas Hvs untuk dimintakan persetujuan kepemesan tentang desain yang telah dihasilkan, baik dari segi gambar, tulisan, warna, kecerahan warnanya, komposisi dan lain-lain.

Yang perlu diperhatikan pada proses ini yaitu:
1. Lembar bahan ID Card terbagi atas 2 bagian, yaitu bagian yang bisa diprint dan bagian yang tidak bisa diprint. Bagian yang bisa diprint biasanya lebih kasar dan tidak mengkilat, sedangkan bagian yang tidak bisa diprint lebih halus dan terlihat memantulkan cahaya.
2. Design yang telah siap diprint kebahan ID Card harus di Mirror Horizontal baik bagian muka maupun bagian belakang. Contohnya bagian muka setelah di Mirror.
Maka langkah selanjutnya yaitu pencetakan, sebelum mencetak design ID Card disusun terlebih dahulu sebanyak 5 (lima) baris dalam 2 (dua) jajar. Karena setiap kertas opaque dapat dicetak sebanyak 10 ID Card. Selanjutnya memasang kertas opaque bagian atas untuk mencetak design bagian atas dan opaque bagian bawah untuk mencetak bagian bawah. Sebelum mencetak gambar atau image harus dimirror telebih dahulu. Untuk menghasilkan cetakan tersebut atau mengeprint dilakukan perintah. Klik file pilih print, lalu atur ukuran kertas yang akan digunakan yaitu A4. lalu pilih jenis printernya lalu klik Ok. Alat yang digunakan yaitu: seperangkat komputer dan printer berwarna atau printer EPSON STYLUS C90.

3.3 PENYELESAIAN / FINISHING
a. Pengabungan hasil cetakan bagian bawah dan bagian atas
Hasil pencetakan dengan printer pada kertas opaque bagian atas dan bagian bawah dipotong menjadi 2 bagian dalam keadaan membujur, sehingga setiap potongan terdapat 5 design ID Card. Begitu pula plastik platenya. Kemudian lepaskan plastik yang ada dikedua sisi plate, lalu satukan 2 lembar opaque dan plastik plate, posisi plate berada di tengah, sisi opaque yang tercetak ada diposisi dalam. Isolasi kertas ujung plate dengan opaque
Satukan lapisan kertas opaque dengan cara satu kertas opaque di atas plastik plate dan satu kertas opaque berada di bawah plastik plate, sisi kasar menghadap plastik plate. Pastikan plastik plate dalam kertas opaque dalam keadaan rapat.

b. Pengepressan
Pengepressan berfungsi untuk menguatkan penempelan kertas opaque dengan plastik plate. Dalam hal ini membutuhkan alat yaitu mesin laminating.
Cara pengepressannya adalah siapkan mesin press ID Card, nyalakan tombol power on yang berada di sebelah kanan mesin laminating, lalu tekan tekan tombol tengah untuk mengatur laju lembaran kertas yang akan dilaminating, arahkan maju kedepan tekan tombol samping untuk menyalakan panas. Atur suhu putar hingga 1550 C. Tunggu hingga suhu memanas, perhatikan indikator lampu hijau hingga menyala, jangan menaruh materi ID Card diatas mesin press yang sedang dalam proses pemanasan.
Lakukan pengepressan 2X (satu yang atas dan satu yang bawah) dengan menekan tombol disamping alat sampai hasil yang di inginkan maksimal.

c. Mengepon
Mengepon berfungsi untuk menghasilkan ID card yang ukurannya sama, setelah dilakukan pengeponan .
Alat yang digunakan dalam proses pengeponan yaitu alat pengepon atau alat pemotong ID Card. Sedangkan cara pengeponannya adalah masukan hasil yang telah dibagi 2 bagian ke alat pengepon atau pemotong. Pastikan desain ID Card sudah sama rata tidak miring. Tahan dengan tangan kiri pada bagian atas alat pengepon, bila sudah tepat tarik gagang kebawah sampai desain tersebut terpotong, lalu lepaskan plastik ari yang menempel pada ID Card di bagian depan dan bagian belakang.

d. Seleksi hasil kerja
Setelah semuanya selesai, maka langkah selanjutnya seleksi hasil pekerjaan. Tentunya seleksi ini dilakukan oleh konsumen, apakah hasilnya sudah maksimal atau sesuai dengan keinginan konsumen, kalau hasilnya sesuai maka pekerjaan kitapun telah selesai.

3.4 GAMBAR KERJA
Untuk membuatnya diperlukan
1 Kertas opaque bagian atas
1 Plastik plate dan
1 Kertas opaque bagian bawah
Gambar/image harus di mirror (reflect vertical)
Sebelum dicetak

Cetak gambar/image pada kertas warna opaque
pada sisi yang tidak mengkilap

Kupas lapisan sisi mengkilap pada kertas opaque




Kupas lapisan plastic plate pada sisi atas dan bawah

satukan lapisan kertas opaque dengan cara
1 kertas opaque diatas plastic plate dan
1 kertas opaque dibawah
Sisi kasar menghadap plastic plate

Laminasi ketiga lapisan tersebut dengan mesin laminasi/laminating

Potong Card sesuai design dengan cutter, untuk kartu pengenal akan lebih halus jika memakai mesin pon.

Selesai





3.5 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


A. Faktor Pendukung

- Peralatan sudah tersedia lengkap
- Pekerja yang profesional
- Pemasaran banyak yang membutuhkan
- Cara membuatnya mudah


B. Faktor Penghambat
- Harga bahannya lumayan mahal dan susah dicari
- Cara pengeponannya tidak pas
- Mencetak designya tidak di mirror

3.6 HASIL PEKERJAAN











3.7 PROGRAM TINDAK LANJUT
Berdasarkan hasil dari kegiatan PRAKERIN ini penulis memperoleh suatu keinginan, yakni mendalami lebih intensif mengenai hal-hal yang ada sangkut pautnya mengenai Bisnis Percetakan. Dari hal tersebut, penulis akan mencoba mengembangkan kembali ilmu yang telah penulis dapatkan dan akan berusaha mengaplikasikan mengenai ilmu yang telah penulis dapatkan di dunia industri khususnya dunia percetakan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan kegiatan Prakerin, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
- Mutu suatu prodok dapat di pengaruhi kualitas bahan bakunya.
- Ketelitian dan keterampilan menentukan produk yang akan di hasilkan.
- Disiplin merupakan pangkal utama dan sangat diperlukan dalam lingkungan kerja.

4.2 SARAN
Dalam penyusunan ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
- Dalam melakukan proses pemotongan sebaiknya dilakukan dengan seteliti mungkin agar tidak ada yang gagal atau rusak.
- Setiap melakukan pencetakan atau mengeprint, harus teliti dan jangan lupa sebelum mencetak gambar harus dimirror.


BAB V
PENUTUP


Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan PRAKERIN ini. Laporan Prakerin ini dibuat dan disajikan dengan tujuan sebagai pelengkap, bahwa penulis telah menyelesaikan PRAKERIN dan sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Ajaran 2008-2009
Penulis ucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berkenan membantu dan mensukseskan selama pelaksanaan PRAKERIN.
Semoga Allah SWT berkenan memberi balasan yang setimpal atas semua kebaikan dan jasa dari seluruh pihak terkait. Semoga kita senantiasa mendapat limpahan rahmat dan karunia-Nya
Amin Ya Robbal Alamin

DAFTAR PUSTAKA


Teknik grafika dan Industri Grafika untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid satu. Antonius Bowo Wasono bse.depdiknas.go.id Depdiknas 2008

Free Fhoto Shop & Corel Draw Pembuatan ID Card. ngedisainyuk.blogspot.com 2008



LAMPIRAN


Alat dan bahan pembuatan ID Card

Komputer merupakan sarana yang digunakan dalam pembuatan design ID Card dengan menggunakan program grafis dalam hal ini program yang digunakan adalah Corel Draw.


Bahan Teslin Polyester Synthetic dapat digunakan untuk pembuatan ID CARD, MEMBER CARD, dllProses lebih efisien tahan terhadap air, minyak, panas, dapat di cetak dengan printer laser yang dapat memberikan hasil maksimal untuk warna & text. Tersedia ukuran A4 dan ukuran sesuai permintaan Ketebalan 0.25 mm


ID Card Printer memberikan solusi untuk pembuatan Kartu Pengenal : ID Card, Kartu Karyawan dsb. ID Card Printer FARGO adalah alat untuk mencetak ID Card (standar ISO), karena dapat mencetak logo, nama, nomor dan photo dengan tampilan background yang dikekendaki

Laminator digunakan untuk melaminating / mengepress kartu ID Card dan Member Card yang menggunakan bahan baku PVC Instan yang telah diprint.

Mesin Press ID Card digunakan untuk menyatukan pvc yang telah dicetak / print dengan overlay sebagai pelapisnya. Untuk memproduksi ID Card dan Member Card, Mesin ID Card Press dapat menggunakan 2 macam bahan baku pvc yaitu pvc digital (print) maupun pvc core (sablon). ID Card dan Member Card yang dibuat dengan Paket Mesin ID Card Press dapat menggunakan magnetic stripe dan juga di emboss

Mesin Emboss digunakan untuk mencetak data di kartu. Mesin Emboss dapat mencetak berupa angka dan huruf timbul. Mesin Emboss cocok digunakan oleh Klinik, Rumah sakit, Club, Café dsb. Dalam pengoperasiannya Mesin Emboss tidak memerlukan listrik. Untuk jenis huruf dan angka yang digunakan Mesin Emboss sudah standar seperti di kartu kredit ataupun kartu ATM. Untuk mewarnai kartu yang telah di Emboss menggunakan mesin poly/hotprint dengan berbagai macam warna. Pada Mesin Emboss terdapat angka ukuran besar dan kecil, namun untuk huruf hanya tersedia ukuran kecil. Spasi dan paragraf pada Mesin Emboss dapat diatur sesuai keinginan.
Mesin Tipping adalah mesin untuk mewarnai angka dan huruf yang telah di emboss dengan berbagai pilihan warna seperti warna emas, perak dan warna-warna lainnya.

Mesin Pon Electric ID CARD / PLASTIC CARDUntuk Membentuk Kartu ID CARD / PLASTIC CARDUkuran Standard ATM / HotelPotongan yang dihasilkan sangat licin & halusBentuk Potongan juga bervariasi sesuai kemauan anda.

Mesin Press ID CARD / PLASTIC CARDHigh Pressure Heating 30-45 minute System Pendingin Air/Blower Mudah digunakan Mesin Pon ID CARD / PLASTIC CARD Untuk Membentuk Kartu ID CARD / PLASTIC CARD Ukuran Standard ATM / HotelPotongan yang dihasilkan sangat licin & halusBentuk Potongan juga bervariasi sesuai kemauan anda
Mesin Emboss & Hotprint Untuk ID CARD bisa untuk hotprint silver/gold cocok untuk produksi id card, harga ekonomis kualitas terbaik. Alphabet & Number Standar Bank Number huruf besar & kecil Size : L 33cm W 26cm H 12cm Weight : 7Kg
Jepitan yoyoAda beberapa jenis Jepitan ID Card / Klip ID Card seperti Jepitan ID Card / Klip ID Card terbuat dari besi, Jepitan ID Card / Klip ID Card yang terbuat dari Plastik dan Jepitan ID Card / Klip ID Card Yoyo yang dapat ditarik ulur. Jepitan ID Card / Klip ID Card Yoyo dapat dicetak Logo dan Nama perusahaan. Jepitan ID Card / Klip ID Card juga ada berbagai macam warna dan bentuk. Ada Jepitan ID Card / Klip ID Card berbentuk bulat. Ada Jepitan ID Card / Klip ID Card berbentuk kotak. Ada pula Jepitan ID Card / Klip ID Card berbentuk bintang.

PERAWATAN PRINTER

Nyalakan Printer setiap hari atau min.3 hari sekali agar tidak ada pengendapan tinta pada nozel printer. Tinta yang mengendap pada nozel akan mempengaruhi kwalitas print.
Jika Hasil Print tidak memuaskan masuk ke Menu Print Klik Properties, Klik Maintenance, Klik Head Cleaning
Untuk mencek hasilnya Klik Nozzle Check

PERAWATAN MESIN PRESS ID CARD

Ganjal Bagian Paling Bawah dan Atas susunan Plat dengan Karton Tebal
Ganjal Plat dengan kertas jika tidak digunakan untuk menghindari Baret, karena baret pada plat akan menimbulkan baret pula pada kartu
Untuk mesin press dengan Pendingin air, air untuk pendingin jangan sampai kotor untuk menghindari mampetnya sirkulasi pendinginan
"sekian semoga bermanfaat"
Read On 0 komentar

Welcom

Kuningan

Blogger Kuningan

Kantong Pesan

Followers